Isi Kandungan Surat At-Tin
1) Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. 2) dan demi bukit Sinai. 3) dan demi kota (Mekah) ini yang aman. 4) sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia di bentuk yang sebaik-baiknya. 5) setelah itu Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). 6) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka untuk mereka pahala yang tiada Frustasi-putusnya. 7) Maka apakah yang menyebabkan kita mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? 8) Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
Allah Swt. memulai Surah at-Tin dengan bersumpah. Dua buah-buahan yang disebut dalam ayat pertama Surah at-Tin adalah buah tin dan zaitun. Buah tin merupakan buah yang dapat dikonsumsi, sedangkan buah zaitun dapat diambil minyaknya. Menurut sebagian mufasir penyebut- an kedua buah ini agar menjadi perhatian karena keduanya termasuk buah yang penting bagi manusia. Menurut sebagian mufasir, tin diartikan sebagai tempat tinggal Nabi Nuh a.s., yaitu Damaskus, tempat yang banyak tumbuh pohon Tin. Zaitun adalah Baitulmakdis yang banyak tumbuh zaitun. Gunung Sinai adalah tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu.
Dalam ayat kedua Allah Swt. bersumpah demi Gunung Sinai atau Tursina. Tempat ini sekarang dikenal dengan nama semenanjung Sinai. Tursina menurut Ibnu Kasir adalah tempat Allah Swt. berfirman langsung kepada Nabi Musa a.s. Dalam ayat ketiga Allah Swt. menyebut balad al-Amin. Menurut sebagian mufasir yang dimaksud dengan balad al-Amin adalah Mekah. Bagi siapa saja yang masuk ke Mekah akan terjamin keamanannya. Di Mekah ini pula Nabi Muhammad saw. lahir dan di kota ini pula berdiri Kakbah yang menjadi kiblat umat Islam.
Ayat keempat menjelaskan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia diciptakan oleh Allah Swt. dalam bentuk yang bagus baik lahir maupun batin di antara makhluk yang ada di bumi. Selain bentuk yang baik, manusia juga dikaruniai akal yang tidak dikaruniakan kepada makhluk lain. Dengan akal yang dikaruniakan Allah Swt. manusia dapat membeda- kan yang baik dan yang buruk. Selain akal manusia juga dikaruniai nafsu yang mengajak kepada kemaksiatan. Agar manusia tidak terperangkap oleh hawa nafsu, Allah Swt. mengutus rasul untuk menunjukkan kebenaran dan jalan yang lurus menuju ke- bahagiaan di dunia dan akhirat.
Manusia yang menggunakan akal dan mengikuti ajaran rasul akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. A kan tetapi, mereka yang menuruti hawa nafsu akan terjerumus dalam kemaksiatan.
Setelah dilahirkan dalam keadaan yang sempurna manusia akan tumbuh menjadi dewasa. Keadaan tersebut tidak untuk selamanya. Manusia berangsur-angsur akan tua, kulit mulai keriput, rambut beruban, tubuh pun menjadi bungkuk. Kemampuan akal juga mulai berkurang dan kembali sepertikanak-kanak. Demikianlah penafsiran terhadap ayat kelima Surah at-Tin oleh Hamka. (Hamka. 2006. Halaman 206)
Ayat keenam Surah at-Tin menjelaskan bahwa manusia yang berimandan beramal saleh sewaktu badan masih kuat, mereka akan menerima pahala yang tidak putus-putusnya. Setelah Allah Swt. menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, mengaruniai akal, dan mengutus rasul, manusia seharusnya tidak akan mendustakan agama. Hari pembalasan pasti adanya meskipun tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui dengan pasti waktu kedatangannya. Demikian dijelaskan dalam ayat ketujuh Surah at-Tin.
Allah Swt. adalah hakim yang paling adil. Dengan keadilan-Nya, Dia akan membalas perbuatan manusia. Amal kebajikan akan dibalas dengan balasan yang sesuai dan amal keburukan akan dibalas dengan balasan yang setimpal.
Secara umum pesan pokok yang terkandung dalam Surah at-Tin sebagai berikut.
1. Allah bersumpah demi buah tin, zaitun, bukit Tursina atau Sinai, dan negeri Mekah yang aman bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
2. Allah akan mengembalikan manusia ke tempat yang serendah-rendahnya kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.
3. Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.
4. Kepastian adanya hari pembalasan sehingga wajib kita imani.
5. Allah adalah hakim yang paling adil yang akan mengadili amal manusia.
Pada Surah at-Tin ini juga dijelaskan bahwa manusia telah diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Akan tetapi, kedudukannya dianggap sangat rendah jika tidak mau beriman dan mengerjakan kebajikan. Janji Allah yang akan diberikan kepada orang yang beriman dan gemar berbuat kebajikan adalah balasan berupa pahala yang tidak ada putus-putusnya.
Penutup surah ini dijelaskan bahwa hari kiamat pasti akan terjadi. Dengan demikian, seharusnya manusia mempersiapkan diri dengan menabung amal kebajikan untuk bekal hari akhir kelak. Pada hari itulah, manusia akan diadili oleh Yang Mahaadil, yaitu Allah Swt.
Surah at-Tin merupakan surah ke-95 dalam Al-Qur’an. Surah at-Tin termasuk surah makkiyah yang terdiri atas delapan ayat.
Allah Swt. bersumpah dengan buah tin, zaitun, Tursina, dan negeri Mekah yang aman.
Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dibanding makhluk yang lain.
Manusia dikaruniai akal yang tidak dikaruniakan kepada makhluk Allah lainnya. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan memperoleh pahala yang tidak putus-putusnya.
Hari pembalasan pasti datang. Pada hari tersebut Allah Swt. akan membalas amal perbuatan manusia dengan adil.
Allah Swt. adalah hakim yang paling adil.
Secara umum kandungan pokok Surah at-Tin sebagai berikut.
a. Allah bersumpah demi buah tin, zaitun, bukit Tursina atau Sinai, dan negeri Mekah yang aman bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya.
b. Allah akan mengembalikan manusia ke tempat yang serendah-rendahnya kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.
c. Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.
d. Kepastian adanya hari pembalasan sehingga wajib kita imani.
e. Allah adalah hakim yang paling adil yang akan mengadili amal manusia.
Komentar
Posting Komentar