Pendidikan Anak Menurut Pandangan Al-Quran

Pandangan Al-Quran tentang Pendidikan Anak

Pendidikan anak dalam al-Quran sangatlah penting, karena dengan pendidikan, anak akan mengalami perkembangan jiwa dan perkembangan pengetahuan yang baik. Pendidikan akan membentuk masa depan anak, tanpa pendidikan anak akan berada dalam masa yang gelap. Dalam pembahasan Pandangan Al-Quran tentang pendidikan Anak pada postingan kali ini terfokus pada dua pembahasan yaitu : hakekat pendidikan anak menurut al-Quran dan unsur-unsur pendidikan anak dalam al-Quran.

Hakekat Pendidikan Anak Menurut Al-Quran


Anak didalam  islam adalah nikmat atau anugerah pemberiaan Allah, hal ini akan sangat terasa bagi mereka yang tidak memiliki anak, begitu banyak waktu, tenaga, harta dan benda dikorbankan untuk dapat memiliki anak.  Allah berfirman didalam al-Qur’an surat as-Syura ayat 49-50 :

لِّلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثٗا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ ٤٩ أَوۡ يُزَوِّجُهُمۡ ذُكۡرَانٗا وَإِنَٰثٗاۖ وَيَجۡعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًاۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٞ قَدِيرٞ

Terjemahannya : “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki (49)  Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa (50).

Anak juga sebagai cobaan atau fitnah bagi orang tua, yang apabila tidak dibekali dengan iman dan takwa akan dapat merugikan kedua orang tuanya, sebagimana firman Allah SWT dalam QS. At-Taghabun ayat 15, yang berbunyi:

إِنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ ١٥

Terjemahannya : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS. At-Taghabun: 15).

Sebagai anugerah atau nikmat maka anak harus kita syukuri, dan tanggung jawab rasa bersyukur yaitu dengan mendidiknya sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan dan perintah Allah SWT, sedangkan sebagai cobaan maka anak harus kita didik sebaik mungkin agar tidak menimbulkan kerugian dan terjerumus kepada hal-hal negatif yang bisa menimbulkan kesengsaraan orang tua di dunia dan akherat.

Disinilah peran pendidikan untuk anak memegang peran penting, karena anak adalah sebagi amanat, nikmat dan juga fitnah. Orang tua memiliki andil yang cukup besar didalam menentukan keberhasilan anaknya. Proses pendidikan anak didalam islam sangat panjang, tidak cukup hanya ketika anak memasuki usia sekolah atau usia baligh saja, akan lebih sempurna hasilnya proses tersebut jika dimulai dari pemilihan calon pasangan yang baik (perkawinan), proses persemaian benih calon anak yang baik, dan pendidikan setelah kelahirannya.  Pembagian versi lain menurut Hurlock yang dinukil oleh Soesilo Windradini sebagaimana berikut:

Sebelum lahir (Pre Natal), yaitu mulai hamil sampai lahir.

2 minggu setelah lahir ( Neo Natus). Masa bayi (mulai 2 minggu pertama sampai usia 2 tahun). Masa TK nol kecil (antara usia 2-6 tahun). Masa TK nol besar / SD (antara usia 6-12 tahun).
Usia pubertas ( antara usia 10/12 – 13/14 tahun). Remaja awal (usia 14 – 17 tahun). Remaja akhir (usia 17 – 21 tahun). Pemuda awal (usia 21 – 40 tahun). Pemuda pertengahan (usia 40 – 60 tahun). Tua (usia 60 – meninggal).

Preodesasi lainya seperti yang dikemukakan oleh Zaidan, dimana ia mengklasifikasikannya berdasarkan tinjauan kejiwaan dan pendidikan. Klasifikasi tersebut seperti berikut:

Periode qabla al-milad yaitu mulai mengandung sampai lahir. Periode al-mahd (ayunan) yaitu setelah lahir sampai 2 minggu pertama dan ditambah usia menyusui sampai akhir 2 tahun. Periode kanak-kanak awal (usia 3 – 5 tahun) atau usia pra sekolah. Periode kanak-kanak pertengahan (usia 6 – 8 tahun). Periode kanak-kanak akhir (usia 9 – 12 tahun).

Didalam al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6  Allah SWT berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ٦

Terjemahannya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahka” (QS. At-Tahrim:6)

Mengenai makna yang terkandung dalam ayat tersebut imam Ali bin Abi Thalib RA. Berkata “Ajari dan didiklah anak-anakmu dengan pendidikan yang baik”. Sedangkan Hasan Al-Bashri berkata “suruhlah mereka taat kepada Allah dan didiklah mereka dengan kebajikan”, menurut Abdullah bin Umar RA. “didiklah anak-anak pendidikan yang baik karena hal itu tanggung jawabmu, sementara kelak (jika dewasa) anak-anakmu bertanggung jawab untuk berbuat baik dan patuh padamu”.

Menurut Abdulhilah Nasih Ulwan ada beberapa prinsip dasar  didalam pendidikan anak, yaitu:

Prinsip Ikatan, yang termasuk ikatan ini adalah ikatan akidah dan ikatan ruhani, yaitun diisi dengan ikatan akidah islami dan ruhani islami yang menyejukan jiwa. Prinsip peringatan, yaitu member peringatan kepada anak yang melakukan kejahatan dan kebathilan.

Unsur-unsur Pendidikan Anak dalam Al-Quran


Berdasarkan hakikat manusia, maka kita dapat berbagai segi unsur pendidikan dalam membentuk kepribadian anak yang baik terutama dalam pembentukan moral yang baik dan diantara unsur-unsur pendidikan yang sangat penting meliputi:

1. Pendidikan Agama

Materi pendidikan agama merupakan aspek penting yang harus mendapatkan priritis dalam pendidikan anak, karena justru dengan pengetahuan tentang agamalah anak akan mengetahui hakekat dan tujuan hidupnya.

Karena itu memberikan pendidikan agama kepada anak berarti mengembangkan fitrhah dasar yang dibawanya sejak dia lahir. Fitrhah dasar yang diibaratkan semaian benih itu tidak mendapatkan pemeliharaan dan perawatan yang cukup niscaya dia akan sulit berkembang dan bahkan bisa saja menjadi layu dan pada akhirnya mati.

Ulwan melihat bahwa pendidikan agama yang perlu ditanamkan kepada anak itu meliputi:

a. Mendengarkan dan mengajarkan kepada anak kalimah tauhid agar tertanam di dalam hatinya rasa cinta kepada Islam sebagai agama tauhid.


وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ ١٣

Terjemahannya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (Q.S. Lukman: 14)


b. Mengenalkan hukum-hukum Allah agar anak dapat membedakan mana halal dan mana haram, mana perintah dan mana larangan, sehingga dia terhindar dari perbuatan maksiyat lantaran kebodohannya.

c. Membiaskan kepada anak terhadap perbuatan-perbuatan yang bernilai ibadah (penghambatan kepada Allah) agar dia terbentuk menjadi anak yang taat kepada Allah, Rasul dan para pendidikanya.
d. Menanamkan kepada anak rasa cinta kepada nabinya dengan membimbing dan membiasakan menjalankan sunnah-sunnahnya, karena dengan demikian fithrah bawaan anak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga dia akan selamat menjalani hidup dan kehidupannya.

2. Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan bagian pokok dari materi pendidikan agama, karena sesungguhnya agama adalah akhlak, sehingga kehadiran rasulullah Muhammad SAW. ke muka bumi ini sudah mencapai titik nadir. Anak perempuan dibunh hidup-hidup, fanatisme kesukuan mendarah dagin, terhadap kebenaran yang melawan, serta terlalu banyak tindak kemungkiann lain yang mereka lakukan.

Allah SWT. berfirman dalam surat al-Lukman sebagai berikut:

وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ ١٨ وَٱقۡصِدۡ فِي مَشۡيِكَ وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ ١٩

Terjemahannya : (18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (19) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S. Al-Lukman: 18-19).

Karena agama adalah akhlak, maka tidak berlebihan kiranya jika dikatakan apa yang baik menurut akhlak adalah yang baik pula menurut agama. Karena begitu besar peran pendidikan akhlak dalam pembentukan kepribadian anak manusia maka semua filusuf muslim sepakat bahwa pendidikan akhlak merupakan jiwa pendidikan islam, karena tujuna tertinggi dari pendidikan islam adalah mendidik jiwa dan akhlak. (Langgulung, 1989).

Pada hakikatnya dengan pendidikan akhlak tersebut, para pakar pendidikan Islam mangatakan bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran bukanlah sekedar mentransfer berbagai ilmu pengetahuan ke dalam otak anak didik terhadap apa-apa yang mereka belum ketahui, akan tetapi lebih dari itu ada tujuan yang lebih utama yaitu mendidik akhlak mereka (Athiya, 95).

Syauqi seorang pujangga Mesir Mesir abad IXX mengatakan bahwa: tegaknya ummat lantaran akhlak dan hancurnya pun lantaran rusaknya akhlak. Dan demikianlah dapat disimpulkan pendidikan akhlak sangat penting dalam pendidikan anak, dengan adanya pendidikan anak akan menghasilakan generasi penerus yang  berakhlak baik dna bermoral baik, terutama ketika seorang anak berada di dalam lingkungan keluarga dan yang paling utama yang harus dilakukan oleh anggota keluarga terutama kedua orangtua itu member contoh yang baik supaya ia kan terbiasa dengan hal-hal yang baik dan itu akan membentuk suatu kepribadiannya.

3. Pendidikan Jasmani

Manusia merupakan makhluk dua dimensi yang terdiri dari jasmani dan rohani, yang stu sama lain aling terkait dan masing-masing tidak akan dapat manjalankan fungsi dengan baik tanpa yang lain. Jika kesehatan rohani harus dijaga dan dipelihara dengan baik maka demikian pula halnya kesehatan jasmani.

Kesehatan adalah mahkota yang tidak  mengetahui kecuali yang sakit. Kesehatan merupakan anugerah terbesar Allah yang diberikan manusia, akan tetapi mereka sering melupakannya. Karena itu sebagaimana rohani perlu pendidikan maka raga juga perlu dijaga agar tetap sehat karena pada fisik yang sehat terdapat akal yang sehat, dan dengan akal yang sehat orang akan dapat berpikir secara sehat dan jernih.

Maka anak agar tumbuh dan berkembang secara baik Islam telah menganjurkan agar manusia mengonsumsi makanan dan minuman yang baik-baik yang dikaruniakan Allah kepadanya. Firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ ١٧٢

Terjemahannya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”. (QS al-Baqarah:172)

Kebersihan di dalam mengupayakan kesehatan jasmani merupakan sisi lain yang memperoleh perhatian besar dalam ajaran Islam. Isyarat kesucian lahir yang wajib dipenuhi setiap muslim yang khendak menghadao Tuhanynya merupakan wujud  nyata dan perhatian Islam terhadap upaya kesehatan jasmani dan melalaui kebersihan.

4. Pendidikan Akal

Akal merupakan anugerah Allah yang tidak diberikan kepada selain makhluk-Nya bernama manusia. Ia merupakan srana untuk mendapatka ilmu pengetahuan. Karena itu akal perlu mendapatkan pendidikan dan bimbingan semenjak di usia dini agar setelah dewasa anak dapat berpikir kreatif,sistematis, kritis analistis dan inofatif.

Tujuan dari pendidikan akal itu bukan sekedar medidik daya pikir anak, akan tetapi anak diarahkan agar memiliki keahlian dalam mengambil dan memberikan guna manfaat denga pola-pola pikir yang diajarkannya itu, dan untuk sampai kepada tingkat keahlian itu diperlukan penelitian-penelitian dalam kerja otak seperti melatihkan ketelitian, ketangkasan, kepekaan, keuletan dan lain sebagainya.
Islam adalah agama yang sangatt menghargai akal pikiran, akan tetapi Islam tidak memebiarkannya akal berjalan sendidri tanpa adanya bimbingan agama karena di dalam hidup ini sangat persoalan yang luar kemampuan akal manusia untuk menjangkaunya, sebab dia adalah persoalan-persoalan kerja hati sehingga tidak bisa dilakukan oleh akal, sebagai contoh persoalan iman.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pendidikan itu dimulai dari memberikan pendidikan agama, dengan diberikan pendidikan agama ini seorang anak mengetahui tentang ketauhidan dan akidah yang dia anut terutama dalam mengenal Allah, dan selain itu pendidikan akhlak sangat mempengaruhi sikap dan prilaku seorang anak ketika dia sudah berada di lingkungan hidupnya, begitupun pendidikan jasmani dan akal itu sangat penting dan sangat berperan, dari keempat unsur pendidikan di atas, itu semua harus kita terapkan dalam mendidik anak karena dengan diberikan contoh-contoh yang baik maka akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas baik dari perilaku dan sikapnya.

Kesimpulan

Anak merupakan amana dan titip Allah kepada kedua orang tuanya. Sebagai amanah orang tua wajib memberikan pendidikan yang baik, yang dimulai sejak anak berada di dalam kandungan, hingga dia mencapai usia dewasa kelak. Anak tidak boleh ditelantarakan, karena itu merupakan dosa besar yang suatu saat kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Wallahu a'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayat-ayat Al-Quran tentang Berpakaian dan Kewajiban Menutup Aurat

Menuntut Ilmu dan Hikmahnya dalam Islam

Meneladani Rasulullah dalam Etos Kerja (Bekerja Keras, Ulet, Tekun, dan Teliti)