Tafsir Ayat-ayat Al-Quran Tentang Qada dan Qadar
Sebelum mengkaji lebih lanjut tentang tafsir ayat-ayat al-Quran tentang qada dan qadar maka terlebih kita akan melihat pengertaian qada dan qadar agar mudah memahami esensi takdir Allah ini.
Pengertian Iman kepada Qada dan Qadar
Kata qada dan qadar dalam kehidupan kita sehari-hari bukan sesuatu yang asing. Secara bahasa, kata qada berarti keputusan atau ketetapan. Qada secara istilah berarti keputusan atau ketetapan atas suatu rencana Allah SWT. yang hendak dilaksanakan. Kata qadar secara bahasa berarti jangka atau ukuran. Qadar secara istilah mengandung pengertian pelaksanaan dari rencana Allah, baik yang berupa ukuran atas sesuatu atau pelaksanaan ketentuan Allah di dunia ini.
Dengan pengertian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa qada adalah ketentuan Allah SWT. atas segala sesuatu yang di dalamnya terdapat kehendak-Nya sedangkan qadar adalah perwujudan atas kehendak, ukuran, dan ketentuan Allah atas segala sesuatu. Kedua hal tersebut biasa kita kenal sebagai takdir.
Iman kepada qada dan qadar artinya membenarkan dalam hati tentang adanya qada dan qadar Allah kemudian diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan anggota badan. Mengimani qada dan qadar merupakan bagian dari rukun iman sehingga harus kita yakini. Bukti adanya qada dan qadar Allah sebagaimana banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah.
Ayat-ayat Al-Quran Tentang Qada dan Qadar
Surat Al-Qamar ayat 49
إِنَّا كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَٰهُ بِقَدَرٖ
Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran
Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (kadar) masing-masing. Apa pun yang diciptakan Allah SWT seperti yang ada di alam semesta, misalnya bumi, langit, manusia, batu, binatang, hingga atom terkecil telah ditetapkan ukurannya. Arti ukuran di sini bisa berarti ukuran besarnya, jumlahnya, kemampuannya, atau sifat-sifatnya.
Surat Yasin ayat 38
وَٱلشَّمۡسُ تَجۡرِي لِمُسۡتَقَرّٖ لَّهَاۚ ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ
Artinya: dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui
Dalam ayat ini Allah SWT. menyatakan bahwa matahari berjalan di tempat peredarannya. Seperti kita ketahui dengan ilmu pengetahuan terkini, matahari, bintang, planet dan setiap benda langit, tidak diam di satu tempat. Setiap benda langit senantiasa bergerak dalam garis edarnya. Ilmu pengetahuan menyebut garis edar ini sebagai orbit.
Adanya garis orbit tersebut menyebabkan setiap benda langit bergerak dengan teratur sehingga tidak bertabrakan satu dengan yang lain. Allah SWT telah dengan cermat mengatur jarak antarbenda langit dan menentukan jalan edar masing-masing. Jarak dan jalan edar tersebut merupakan takdir atau ketentuan Allah SWT.
Surat Al-Hadid ayat 22-23
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ٢٢ لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ ٢٣
Artinya: 22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri
Ayat ke-22 Surah Al Hadid menyatakan bahwa setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa diri kita telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuz). Dengan kata lain, apa pun yang terjadi di bumi dan pada diri kita sebenarnya telah tercatat di dalam kitab atau lauhul mahfuz sebelum ditunjukkan oleh Allah dalam bentuk nyata.
Pernyataan ini memiliki dua makna penting. Pertama, menunjukkan pengetahuan Allah SWT atas segala sesuatu. Sebagai sebuah urutan kejadian, Allah telah menuliskan apa pun yang akan terjadi di dunia ini dalam sebuah kitab yang dikenal sebagai lauh mahfud atau lembaran yang terjaga. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa Allah telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi.
Meskipun Allah telah berkehendak atas sesuatu, Dia masih membuka peluang interaksi dengan manusia sebagai pelaku kehidupannya. Dengan demikian, manusia masih memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada sesuatu yang akan terjadi, sedangkan Allah tetap sebagai penentu akhir. Manusia boleh berusaha sekeras dan sebaik yang ia bisa. Akan tetapi, keputusan tetap dalam kekuasaan Allah SWT. Keberhasilan dan kegagalan tidak ditentukan oleh usaha manusia, tetapi atas keputusan Allah SWT.
Hal ini tidak dapat dipahami bahwa manusia tidak perlu berusaha karena yang menentukan pada akhirnya juga Allah SWT. Maksud ayat ini agar manusia tidak bersedih hati atas harapan yang tidak tercapai, meskipun telah berusaha karena hal ini telah menjadi keputusan Allah. Demikian pula sebaliknya, keberhasilan yang kita peroleh pada hakikatnya karena keputusan Allah SWT, dan bukan semata karena kita.
Surah Ar-Ra'd ayat 11
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia
Ayat ini menyatakan bahwa Allah SWT tidak akan mengubah keadaan pada diri seorang sebelum dia berusaha sebaik mungkin untuk mengubah keadaan dirinya sendiri. Dengan penjelasan ayat di atas, menunjukkan adanya hukum sebab akibat dalam penentuan takdir manusia. Contohnya, jika kita mau bekerja dengan sungguh-sungguh, kita akan berubah dari keadaan tidak berpunya menjadi manusia yang sukses.
Di dalam al-Quran masih banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang qada dan qadar. Semoga postingan singkat tentang tafsir ayat-ayat al-Quran tentang qada dan qadar dapat bermanfaat. Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar